Kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, jika diukur dengan indeks pembangunan manusia, menempati ranking yang sangat rendah, yakni urutan 112 dari 172 negara di dunia.
"Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani program pembangunan (UNDP) melakukan penilaian tersebut pada tahun 2002," kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Pusat Drs Imam Haryadi, MSc di Denpasar, Selasa.
Ketika membuka pertemuan regional program jaringan pengaman sosial (JPS) bidang KB bagi pejabat BKKBN Kabupaten/Kota sepropinsi Bali dan NTB, ia mengatakan, rendahnya indeks pembangunan manusia antara lain disebabkan tingginya angka kematian bayi.
Angka kematian bayi kini mencapai 47 per seribu kelahiran hidup dan angka kematian ibu melahirkan mencapai 340 per 100.000 kelahiran hidup. Kedua angka kematian tersebut masih tertinggi di kawasan ASEAN.
Imam Haryadi menambahkan, sekitar 35 persen penduduk usia sepuluh tahun ke atas tidak atau belum menamatkan sekolah dasar dan hanya 19 persen yang dapat menyelesaikan pendidikan SLTA.
Dari mereka yang menamatkan SLTA tersebut hanya 1,7 persen yang berhasil menyelesaikan pendidikan setingkat Universitas, ujar Imam Haryadi.
Meskipun angka pertumbuhan penduduk turun, namun karena penduduk Indonesia besar, maka pertambahan setiap tahunnya masih cukup besar. Kondisi penduduk Indonesia saat ini cukup memprihatinkan, karena jumlah yang besar dengan kualitas yang rendah.
"Kondisi semacam itu jelas akan mempengaruhi segala segi pembangunan dan kehidupan masyarakat," ujar Imam Haryadi seraya menambahkan, situasi dan kondisi penduduk Indonesia yang demikian itu merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian dan penanganan secara lebih serius.
"Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani program pembangunan (UNDP) melakukan penilaian tersebut pada tahun 2002," kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Pusat Drs Imam Haryadi, MSc di Denpasar, Selasa.
Ketika membuka pertemuan regional program jaringan pengaman sosial (JPS) bidang KB bagi pejabat BKKBN Kabupaten/Kota sepropinsi Bali dan NTB, ia mengatakan, rendahnya indeks pembangunan manusia antara lain disebabkan tingginya angka kematian bayi.
Angka kematian bayi kini mencapai 47 per seribu kelahiran hidup dan angka kematian ibu melahirkan mencapai 340 per 100.000 kelahiran hidup. Kedua angka kematian tersebut masih tertinggi di kawasan ASEAN.
Imam Haryadi menambahkan, sekitar 35 persen penduduk usia sepuluh tahun ke atas tidak atau belum menamatkan sekolah dasar dan hanya 19 persen yang dapat menyelesaikan pendidikan SLTA.
Dari mereka yang menamatkan SLTA tersebut hanya 1,7 persen yang berhasil menyelesaikan pendidikan setingkat Universitas, ujar Imam Haryadi.
Meskipun angka pertumbuhan penduduk turun, namun karena penduduk Indonesia besar, maka pertambahan setiap tahunnya masih cukup besar. Kondisi penduduk Indonesia saat ini cukup memprihatinkan, karena jumlah yang besar dengan kualitas yang rendah.
"Kondisi semacam itu jelas akan mempengaruhi segala segi pembangunan dan kehidupan masyarakat," ujar Imam Haryadi seraya menambahkan, situasi dan kondisi penduduk Indonesia yang demikian itu merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian dan penanganan secara lebih serius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar